418 total views
INN INTERNASIONAL – Sumber intelijen Barat melaporkan bahwa rezim Assad berada di ambang kehancuran. Para tentara Suriah semakin banyak yang menolak bertempur, sementara loyalis yang tersisa dari Assad berusaha keras mempertahankan garis pertahanan di sekitar Damaskus untuk menghentikan kemajuan cepat pasukan pemberontak.
Krisis utama rezim ini terletak pada kegagalan tentara Suriah mematuhi perintah untuk melawan atau menahan pemberontak.
Dalam beberapa hari terakhir, pemberontak telah membuat kemajuan teritorial yang signifikan dengan perlawanan yang minim.
Sumber-sumber Israel mengindikasikan bahwa Iran saat ini cenderung tidak mengerahkan pasukan militernya untuk menyelamatkan kekuasaan Assad.
Sementara itu, Hezbollah, yang telah melemah akibat serangan besar Israel, juga menahan diri untuk tidak campur tangan. Rusia, dengan kehadirannya yang terbatas di Suriah dan fokusnya pada konflik di Ukraina, juga tidak dapat memberikan dukungan yang berarti.
Perkembangan ini menyoroti dampak lebih luas dari kemunduran yang dialami oleh “poros perlawanan”—yang dipimpin oleh Iran, Hezbollah, dan Hamas—dalam perang yang sedang berlangsung dengan Israel.
Israel kini menghadapi keputusan strategis yang kritis: bagaimana menangani potensi keberadaan kelompok Islam radikal di Dataran Tinggi Golan Suriah jika pemberontak berhasil mengambil alih wilayah tersebut.
Prospek kelompok-kelompok ini berada di perbatasan Israel menjadi ancaman keamanan serius.
Semua opsi tetap terbuka, termasuk penggunaan kekuatan udara untuk menghalangi kelompok-kelompok ini, operasi darat untuk menciptakan zona penyangga, dan pesan diplomatik melalui Turki untuk mencegah faksi-faksi anti-Israel mendirikan basis di dekat wilayah Israel.
24 hingga 48 jam ke depan akan menjadi penentu dalam menentukan arah perkembangan peristiwa ini.
TIM LN IMADEO