HomeOpiniLahirnya “Tukang Cebok” Groom of Stool dalam Politik Modern di Media Sosial

Lahirnya “Tukang Cebok” Groom of Stool dalam Politik Modern di Media Sosial

Published on

spot_img

 689 total views

OPINI – Dalam dunia politik modern, media sosial telah menjadi arena pertempuran opini publik. Seperti Groom of the Stool pada masa kerajaan Inggris, peran “tukang cebok” kini hadir dalam bentuk tim pengelola krisis digital atau social media handlers.

Mereka bertugas “membersihkan” citra politisi atau tokoh publik dari berbagai skandal dan isu negatif yang beredar di media sosial.

Peran Tukang Cebok di Media Sosial

Mirip dengan Groom of the Stool, tim ini bertugas memastikan bahwa citra publik seorang politisi tetap bersih dan terjaga. Mereka:

1. Menghapus Konten Negatif: Mengelola informasi yang tidak menguntungkan atau menghapus jejak digital yang merusak.

2. Menciptakan Narasi Baru: Mengarahkan opini publik dengan menciptakan narasi yang lebih positif.

3. Meredam Krisis: Menghadapi serangan opini di media sosial dengan strategi komunikasi yang dirancang untuk menenangkan situasi.

Menurut studi yang dilakukan oleh Vakratsas dan Ambler (1999), “Efektivitas citra politik sering kali dipengaruhi oleh bagaimana pesan dikomunikasikan, bukan hanya oleh isi pesan itu sendiri.” Dalam konteks ini, “tukang cebok” politik bekerja untuk mengemas ulang isu sensitif agar dapat diterima oleh publik.

Hubungan Kepercayaan dan Pengaruh

Sama seperti Groom of the Stool yang menikmati pengaruh besar karena kedekatan dengan raja, para pengelola media sosial juga memiliki akses ke rahasia dan strategi internal politisi. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas pengelolaan konten, tetapi juga menjadi penjaga gerbang informasi pribadi dan strategi politik, seperti dijelaskan oleh Enli dan Thumim (2012): “Media sosial memberikan ruang yang memungkinkan politisi untuk mempersonalisasi komunikasi mereka, tetapi di balik layar, tim media sosial memiliki kontrol besar atas narasi yang dibangun.”

Dinamika Kekuasaan di Media Sosial

Keberadaan “tukang cebok” ini menunjukkan bahwa dalam politik modern, hubungan antara penguasa (politisi) dan tim media sosial adalah hubungan yang saling tergantung. Tokoh publik membutuhkan mereka untuk mempertahankan reputasi, sementara mereka memanfaatkan kedekatan ini untuk membangun karier dalam komunikasi politik.

Sebagai refleksi, “tukang cebok” politik adalah adaptasi modern dari jabatan Groom of the Stool, yang tetap berfungsi dalam ruang kepercayaan dan pengaruh—tetapi kali ini dalam arena digital. Ini menunjukkan bahwa sejarah terus berulang dalam bentuk yang baru, sesuai dengan kebutuhan zaman.

Oleh: Dr. Hanny Setiawan.

Artikel Terbaru

AI sebagai Komposer Baru: Krisis, Revolusi, dan Reinterpretasi Musikalitas

I tidak hanya membantu merekam melodi yang sudah kita buat; ia bisa mengajukan melodi, membuat harmoni, memproduksi beat utuh, bahkan menciptakan lirik yang secara emosional resonan—dan kini, ia bahkan memiliki "wajah" dan "suara" yang menghasilkan miliaran Rupiah.

Ketika Seorang Sukidi Membunyikan Alarm, dan Gereja Justru Diam

INNNEWS - Tulisan Sukidi di harian Kompas berjudul “Alarm bagi Demokrasi” (13 November 2025)...

Suara Kegusaran di Tengah Euforia Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan

INNNEWS - Hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan...

Pelatihan Menulis Aksara Jawa di PKK Kelurahan Danukusuman: Menjaga Warisan Leluhur di Era Digital

INNNEWS— Dalam upaya melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi, PKK Kelurahan Danukusuman menggelar...

artikel yang mirip

AI sebagai Komposer Baru: Krisis, Revolusi, dan Reinterpretasi Musikalitas

I tidak hanya membantu merekam melodi yang sudah kita buat; ia bisa mengajukan melodi, membuat harmoni, memproduksi beat utuh, bahkan menciptakan lirik yang secara emosional resonan—dan kini, ia bahkan memiliki "wajah" dan "suara" yang menghasilkan miliaran Rupiah.

Ketika Seorang Sukidi Membunyikan Alarm, dan Gereja Justru Diam

INNNEWS - Tulisan Sukidi di harian Kompas berjudul “Alarm bagi Demokrasi” (13 November 2025)...

Suara Kegusaran di Tengah Euforia Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan

INNNEWS - Hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan...