963 total views
INN Internasional – Pada 24 Januari 2025, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menghentikan bantuan militer ke Ukraina, sebuah langkah yang mengguncang dunia politik internasional.
Keputusan ini juga diumumkan melalui postingan di platform X oleh akun @BRICSinfo “JUST IN: US President Trump officially suspends military aid to Ukraine.”.
Langkah ini datang tidak lama setelah Sekretaris Negara Marco Rubio mengeluarkan petunjuk baru untuk menghentikan pengeluaran sebagian besar hibah bantuan asing yang ada untuk jangka waktu 90 hari.
Keputusan tersebut, yang mengagetkan pejabat-pejabat Departemen Luar Negeri, tampaknya juga mencakup pembiayaan untuk bantuan militer ke Ukraina.
Hal ini dibenarkan oleh laporan dari Politico yang menyatakan, “Secretary of State Marco Rubio on Friday issued new guidance halting spending on most existing foreign aid grants for 90 days. The order, which shocked State Department officials, appears to apply to funding for military assistance to Ukraine.”
Langkah Trump ini merupakan bagian dari kebijakan “America First” yang telah ia promosikan sejak lama, yang menekankan pada pengurangan keterlibatan AS dalam konflik internasional dan penekanan pada kepentingan domestik. Reaksi terhadap keputusan ini bervariasi. Ada yang mendukung dengan komentar
Dalam konteks lebih luas, keputusan ini menandai pergeseran signifikan dalam kebijakan luar negeri AS, yang bisa berdampak jangka panjang terhadap konflik di Ukraina dan dinamika antara kekuatan global.
Meski demikian, Pentagon menegaskan bahwa pengiriman senjata ke Ukraina tidak terpengaruh oleh suspensi bantuan selama 90 hari ini, yang menunjukkan bahwa ada pengecualian untuk bantuan militer.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perubahan signifikan dalam kebijakan bantuan asing, strategi keamanan tertentu tetap dipertahankan.
Keputusan Trump ini mencerminkan pendekatan yang lebih selektif dalam bantuan asing, di mana hanya Israel dan Mesir yang diberikan pengecualian dari suspensi ini.
Ini juga menunjukkan bahwa ada prioritas tertentu dalam kebijakan luar negeri AS yang mungkin berubah sesuai dengan kepentingan nasional dan hubungan diplomatik.
Langkah ini oleh Trump dan Rubio mengundang berbagai spekulasi mengenai masa depan hubungan internasional AS, terutama dalam konteks konflik global seperti di Ukraina, dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi posisi AS di dunia.


