HomeHeadline186 Siswa Keracunan MBG di Kupang, Langsung Trauma karena Sering Dapat Makanan...

186 Siswa Keracunan MBG di Kupang, Langsung Trauma karena Sering Dapat Makanan Basi

Published on

spot_img

 1,721 total views

KUPANG, INNINDONESIA.COM – Insiden dugaan keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kali ini, lebih dari 140 siswa SMP Negeri 8 Kupang harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) di beberapa rumah sakit, termasuk RSUD SK Lerik, RS Siloam, dan RS Mamami, pada Selasa (22/07/2025).

Para siswa mengeluhkan gejala sakit perut, mual, muntah, dan sakit kepala setelah menyantap makanan dari program MBG pada Senin (21/07/2025).

Menurut sumber INN, total 186 siswa terdampak dalam insiden ini, menjadikannya kasus keracunan MBG terbesar di NTT sejak program ini digulirkan pada Januari 2025.

Gejala yang dialami para siswa, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut hebat, mengindikasikan adanya masalah serius dalam keamanan pangan yang disediakan.

Salah satu siswa kelas VII, Jacki Andreas Bani, mengungkapkan bahwa makanan yang mereka konsumsi, termasuk sayur, tahu, dan daging sapi rendang, terasa asam dan berbusa.

“Sayurnya asam, tahu campur terigu rasanya lain, dan daging rendang berbusa. Saya pikir tidak apa-apa, tapi ternyata malamnya perut mules,” ujarnya.

Kepala Sekolah SMPN 8 Kupang, Maria Th. Roslin S. Lana, menyatakan bahwa gejala awal mulai terlihat sejak Senin malam, dan memburuk pada Selasa pagi saat proses belajar-mengajar berlangsung.

 “Banyak siswa mengeluh sakit perut dan muntah, sehingga kami segera berkoordinasi dengan Puskesmas Oesapa dan membawa mereka ke rumah sakit,” ungkap Maria.

Pihak sekolah juga telah melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk penanganan lebih lanjut.

Akibat insiden ini, program MBG di SMPN 8 Kupang dihentikan sementara, dan kegiatan belajar mengajar pada Selasa (22/07/2025) dialihkan ke pembelajaran daring. Keputusan mengenai kelanjutan kegiatan belajar untuk hari berikutnya masih menunggu arahan dari Dinas Pendidikan setempat.

Maria juga meminta maaf kepada orang tua siswa atas kejadian ini dan menyarankan agar siswa membawa bekal dari rumah untuk sementara waktu guna mencegah kejadian serupa.

Pemerintah Janji Evaluasi, Makanan Sering Basi Jadi Sorotan

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa pihaknya bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang menyelidiki penyebab keracunan dengan mengambil sampel makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kelapa Lima 1, yang mendistribusikan 1.050 porsi MBG untuk SMPN 8 Kupang.

“Sedang diinvestigasi. BPOM sudah mengambil sampel makanan Senin yang disimpan di SPPG untuk pengecekan,” ujar Dadan.

Pihak sekolah juga mengungkapkan bahwa keluhan soal makanan MBG yang basi bukanlah hal baru.

Guru piket SMPN 8 Kupang, Brigina, menyebutkan bahwa sejumlah siswa telah melaporkan rasa tidak nyaman sejak menyantap menu MBG pada Senin pagi, yang terdiri dari rendang, sayur kacang panjang campur wortel, tahu, dan pisang.

“Makanan sering kali terasa basi, dan ini bukan kejadian pertama,” ungkapnya.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh guru-guru di sekolah lain di Kupang, seperti di sebuah SD pada Februari 2025, yang menemukan lauk dan sayur basi dalam kotak MBG, menyebabkan sejumlah siswa sakit perut dan trauma.

Tantangan Program MBG dan Tuntutan Evaluasi Menyeluruh

Insiden di SMPN 8 Kupang menambah daftar panjang kasus dugaan keracunan MBG di berbagai daerah sejak program ini diluncurkan.

Data dari berbagai laporan menyebutkan setidaknya 1.376 siswa di Indonesia telah menjadi korban dugaan keracunan MBG, dengan temuan bakteri berbahaya seperti Bacillus subtilis, Salmonella, dan E.coli pada beberapa sampel makanan di daerah lain.

Kasus serupa sebelumnya terjadi di Tasikmalaya (400 siswa), Bandung (342 siswa), dan Penukal Abab Lematang Ilir (173 siswa), yang menunjukkan adanya masalah sistemik dalam pelaksanaan program ini.

Ombudsman Provinsi NTT, Darius Beda Daton, mendorong evaluasi menyeluruh terhadap dapur penyedia makanan dan pengelolaan MBG di seluruh NTT.

“Pertolongan pertama sudah dilakukan dengan baik oleh rumah sakit, tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebab keracunan,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap proses pengolahan dan distribusi makanan.

Pakar gizi masyarakat, seperti yang dikutip BBC News Indonesia, menyarankan agar program MBG dihentikan sementara di seluruh daerah untuk evaluasi menyeluruh guna mencegah kasus serupa berulang.

“Cepat itu bagus, tapi lebih baik caranya benar terlebih dahulu. Jangan sampai MBG ditolak karena merugikan kesehatan anak-anak,” ujar dokter Tan.

Keresahan Publik dan Trauma

SiswaKejadian ini telah memicu keresahan di kalangan orang tua dan siswa. Banyak siswa SMPN 8 Kupang mengaku trauma dan enggan kembali menyantap MBG.

“Trauma, Pak,” ujar salah satu siswa berdasarkan laporan sumber INN.

Orang tua seperti Nitanel Letuna, ayah dari siswa Mardiansel Letuna, juga menyampaikan kekhawatirannya setelah melihat anaknya menderita sakit perut hebat. “Program ini seharusnya menyehatkan, bukan menyakiti anak-anak,” katanya.

Program MBG, yang merupakan janji kampanye Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan gizi anak dan mengatasi stunting, kini berada di ujung tanduk.

Meski telah menjangkau lebih dari 3,3 juta anak sekolah hingga April 2025, keberhasilan program ini dipertanyakan ketika kesehatan anak-anak justru terancam.

Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah konkret, mulai dari pengawasan ketat, pelatihan penjamah makanan, hingga perbaikan rantai distribusi, agar MBG benar-benar menjadi solusi, bukan petaka.

Artikel Terbaru

Regionalisme sebagai Penahan Benturan Globalisme dan Nasionalisme

Dunia sedang bergerak menuju era multipolar yang kompleks. Jika pada masa Perang Dingin peta...

Ortu SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Lebih Pilih Dapur Sehat Rp10 Ribu daripada MBG Gratis

Solo, innindonesia.com – Di tengah gencarnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat, sekelompok orang tua siswa di SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Jawa Tengah, justru memilih opsi mandiri. 

Retorika Kebencian Global terhadap Israel

Ada satu fakta penting. Israel tidak pernah mengeluarkan dokumen resmi, pidato kenegaraan, atau kebijakan yang menyerukan “bunuh semua orang Palestina.” Kritik terhadap blokade, ekspansi, atau operasi militer Israel sah. Tapi tidak ada retorika negara Israel yang mendorong pemusnahan etnis Palestina.

Netanyahu: “If you have a phone, you hold a piece of Israel”

INN INTERNASIONAL - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali membuat pernyataan yang mencuri perhatian dunia dalam pidatonya di sidang Dewan Keamanan PBB kemarin.

artikel yang mirip

Regionalisme sebagai Penahan Benturan Globalisme dan Nasionalisme

Dunia sedang bergerak menuju era multipolar yang kompleks. Jika pada masa Perang Dingin peta...

Ortu SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Lebih Pilih Dapur Sehat Rp10 Ribu daripada MBG Gratis

Solo, innindonesia.com – Di tengah gencarnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat, sekelompok orang tua siswa di SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Jawa Tengah, justru memilih opsi mandiri. 

Retorika Kebencian Global terhadap Israel

Ada satu fakta penting. Israel tidak pernah mengeluarkan dokumen resmi, pidato kenegaraan, atau kebijakan yang menyerukan “bunuh semua orang Palestina.” Kritik terhadap blokade, ekspansi, atau operasi militer Israel sah. Tapi tidak ada retorika negara Israel yang mendorong pemusnahan etnis Palestina.