232 total views
INN NEWS – Harvard University membuka kelas bahasa Indonesia gratis per minggu mulai 31 Maret hingga 19 Mei 2023. Anggota komunitas Harvard dan siswa maupun sarjana lainnya di area Boston diundang untuk bergabung di kelas yang bertempat di Ash Center Conference Room, Harvard Kennedy School ini.
Kelas ini bersifat non-SKS dan akan diajarkan oleh Rany Syafrina selaku Fulbright Foreign Language Teaching Assistant (FLTA). Dia adalah pengajar bahasa Inggris dari STBA H. Agus Salim Bukittinggi yang sekarang menjadi penerima beasiswa Fulbright.
Semua tingkat kemampuan mulai dari pemula, menengah, hingga lanjutan bisa bergabung di kelas bahasa Indonesia. Kelas akan berfokus pada budaya Indonesia juga kemampuan percakapan sehari-hari yang mungkin dibutuhkan saat mengunjungi atau melakukan riset di Indonesia.
Kelas ini tidak dituntut biaya, namun bagi yang berminat wajib untuk melakukan registrasi. Peserta juga dianjurkan melakukan sesi drop-in atau kunjungan tanpa janji temu terlebih dahulu untuk mendapatkan pengajaran lebih lanjut.
Pelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing murid dan tutorial atau pengajaran tambahan dapat diberikan dengan janji terlebih dahulu. Kelas ini disponsori oleh Ash Center for Democratic Governance and Innovation, Harvard Kennedy School.
Harapan Meningkatkan Studi Asia Tenggara di Harvard
Selain mengajarkan bahasa Indonesia, Harvard University juga akan membuka kelas bahasa Tagalog dan Thailand pada tahun ajaran 2023-2024.
Menurut Direktur Eksekutif Elizabeth K. Liao, Harvard University Asia Center atau unit pendidikan dan penelitian Asia di Harvard berhasil mendapatkan dukungan finansial untuk posisi pengajar ketiga bahasa tersebut melalui upaya penggalangan dana. Ketiga posisi tersebut berjangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang hingga 5 tahun.
Liao mengungkapkan antusiasme dan harapannya bahwa posisi-posisi ini dapat memajukan misi jangka panjang Asia Center untuk membangun studi Asia Tenggara di Harvard, serta keterlibatan Harvard dengan kawasan Asia Tenggara.
Dilansir dari The Harvard Crimson, Profesor Bahasa dan Peradaban Asia Timur serta Direktur Asia Center James Robson telah bekerja lebih dari dua tahun untuk meningkatkan pendidikan tentang Asia Tenggara di Harvard.
“Yang saya harapkan adalah munculnya minat untuk bahasa-bahasa ini dari para murid dengan bersemangat. Mudah-mudahan kami juga dapat menggunakan ini untuk meyakinkan pemerintah agar lebih mendukung studi Asia Tenggara secara umum dan khususnya pengajaran bahasa,” kata Robson.
Tempo