560 total views
INN NEWS – Belokan tajam terjadi di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang digagas NasDem, Demokrat, dan PKS.
Bagaimana tidak, publik digemparkan dengan penyampaian situasi terkini Demokrat terkait perkembangan koalisi mereka yang telah bersepakat mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024.
Lewat siaran pers, Kamis, 31 Agustus 2023, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan NasDem dan PKB telah sepakat menjalin kerja sama di Pilpres 2024.
Dikatakan Riefky, NasDem juga telah bersepakat mengusung Anies dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024.
Keputusan NasDem kata Riefky merupakan keputusan sepihak dan inisiatif Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Riefky mengaku mendapat informasi tersebut dari Sudirman Said, yang merupakan tim 8 Anies.
“Kemarin 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said mewakili capres Anies Baswedan bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai NasDem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar,” ucap Riefky.
Riefky menegaskan, sikap NasDem ke Demokrat adalah bentuk pengkhianatan.
“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol. Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ucap Riefky.
Demokrat lalu mengonfirmasi info tersebut kepada Anies Baswedan. Anies, kata Rifky, membenarkan bahwa NasDem dan PKB menjalin kerja sama untuk mengusung Anies-Cak Imin.
“Hari ini kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat ‘dipaksa’ menerima keputusan itu (fait accompli),” kata Rifky.
Terbaru, Demokrat bakal menurunkan baliho bergambar Anies yang selama ini sudah terpasang di berbagai lokasi untuk membayar pengkhianatan NasDem dan Anies.
“Ya gambar Anies kami take down,” ucap Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan Kamis (31/8).
