270 total views
INN NEWS – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Juli 2023 naik 0,07% dari US$ 396,16 miliar menjadi US$ 396,44 miliar atau sekitar Rp 6.092,64 triliun (kurs US$1= Rp 15.368).
Bank Indonesia (BI) mencatat, porsi utang Indonesia ke China meningkat cukup signifikan pada bulan Juli 2023.
Posisi ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 193,2 miliar (Rp 2.969 triliun) atau secara tahunan tumbuh 4,1% (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,8% (yoy).
Berkembangnya ULN itu dipengaruhi penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung pembiayaan program dan proyek.
Dari SULNI BI, porsi kreditor ULN Indonesia didominasi oleh Singapura yakni sebesar 14,17% dan dalam tiga bulan terakhir secara konsisten terus menurunkan porsi utangnya ke Indonesia dari US$ 57,58 miliar pada Mei dan menjadi US$ 56,2 miliar pada Juli.
BI mencatat, China menempati posisi keempat.
10 Negara Korban Utang China, Laos-Sri Lanka Krisis, Terbaru Pakistan
Mengutip CNBCI, China menambah porsi utangnya pada Juli ini. Tercatat, tambahan utang itu merupakan yang tertinggi sejak September 2022 atau selama 10 bulan terakhir, yakni menjadi sebesar US$ 21,21 miliar atau Rp 325,95 triliun pada Juli.
Angka ini naik dari sebelumnya US$ 20,19 miliar pada Juni 2023. Berikut ini rincian posisi utang China untuk Indonesia, baik pemerintah dan swasta:
Utang Pemerintah dan Bank Sentral RI dari China
– Mei: US$ 1,37
– Juni: US$ 1,36
– Juli: US$ 1,34
Utang Swasta RI dari China
– Mei: US$ 19,46
– Juni: US$ 18,83
– Juli: US$ 19,87
Sementara itu BI kembali mencatat utang RI ke China mencapai US$21,163 miliar per September 2023. Pada 2022, utang ke China mencapai US$20,225 miliar. Jumlah ini turun dari 2021 yang mencapai US$20,86 miliar.
Sementara itu, negara yang memiliki utang terbanyak ke China, di antaranya, Pakistan sebesar US$27,4 miliar. Berdasarkan data IMF belum lama ini, 30 persen dari total utang luar negeri Pakistan berasal dari China.
Jumlah tersebut tiga kali lipat dari utang Pakistan kepada IMF dan lebih besar dari utang negara itu ke Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.
Diketahui hingga saat ini, Pakistan belum berhasil bebas dari krisis ekonomi. Hal ini ditandai dengan utang luar negeri yang membengkak ditambah dengan inflasi yang begitu tinggi.
Redaksi masih melakukan riset untuk jumlah utang RI ke China per awal tahun 2024.
Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan dan Menlu China Wang Yi dalam pertemuan di Yunnan 9 Oktober 2020. (China MoFA via CGTN)