1,088 total views
INN STYLE – Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, menunjukkan preferensi terhadap fashion yang lebih berkelanjutan, seperti thrifting, upcycling, dan dukungan terhadap brand lokal.
Tren ini semakin populer karena tidak hanya berkaitan dengan gaya, tetapi juga kesadaran lingkungan dan sosial.
Meskipun tidak semua generasi muda tertarik pada hal ini, semakin banyak yang mulai sadar akan pentingnya tren fashion yang ramah lingkungan.
Meskipun fast fashion masih populer, Generasi Z tetap memperhatikan isu lingkungan. Banyak dari mereka beralih ke thrift, upcycling, atau brand lokal untuk mendukung ekonomi Indonesia. Bahkan, tren vintage sangat digemari di kalangan Generasi Z, mendorong minat mereka dalam belanja pakaian bekas atau thrift.
Peran mereka sangat signifikan dalam menjaga keberlanjutan industri fashion, karena mayoritas pendukungnya berasal dari kalangan mereka sendiri.
Thrifting (belanja di toko barang bekas):
Generasi Z lebih memilih opsi yang berkelanjutan daripada membeli pakaian baru, dengan mencari pakaian unik dan berbeda di toko barang bekas. Selain harga yang lebih terjangkau, mereka juga sadar akan dampak negatif produksi pakaian baru terhadap lingkungan.
Upcycling:
Generasi Z seringkali melakukan upcycling dengan memodifikasi pakaian sendiri atau membeli barang-barang upcycled dari penjual lokal atau online. Praktik ini tidak hanya unik secara kreatif, tapi juga mengurangi limbah tekstil.
Brand Lokal:
Brand lokal semakin populer karena fokus pada praktik produksi yang berkelanjutan dan nilai-nilai yang disukai oleh Generasi Z. Mereka mendukung brand lokal karena merasa terhubung secara lokal dan membantu ekonomi di Indonesia.
Tren-tren ini menunjukkan pergeseran besar dalam cara Generasi Z mendekati fashion.
Terlihat bahwa Gen Z lebih peduli tentang dampak sosial dan lingkungan dari konsumsi fashion mereka, dan inilah yang mendorong munculnya praktik-praktik berkelanjutan seperti thrifting, upcycling, dan dukungan terhadap brand lokal.