208 total views
JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia buka-bukaan soal tukar guling jabatan Ketua MPR dengan Gerindra.
Sebagai pemenang kedua Pileg, Golkar seharusnya menduduki kursi Ketua MPR.
Golkar seharusnya mendapat lima kursi di Kabinet Merah Putih yang dilantik Presiden Prabowo Subianto, Senin (21/10). Namun kemudian ada penambahan.
Menurut Menteri ESDM itu, penambahan tiga kursi itu didapat setelah Golkar memberikan jatah kursi Ketua MPR ke Partai Gerindra sebagai pemenang Pilpres.
“Waktu itu MPR dikonsesuskan untuk diberikan kepada partai sahabat kita yang memenangkan Pilpres, kami kan enggak bisa lawan presiden Pak, kalau kami lawan presiden repot semua kan,” kata Bahlil dalam pidatonya di peringatan 60 tahun HUT Golkar, Senin (21/10) malam.
Menurut Bahlil, delapan kursi menteri itu belum termasuk tiga kursi wakil menteri, satu kepala Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang dijabat Luhut Binsar Panjaitan, dan satu kepala lembaga yang akan dilantik pada Selasa (22/10).
“Besok insyaallah (hari ini) ada lagi yang dilantik jabatan setingkat menteri. Jadi kalau kami hitung itu delapan, plus satu, plus tiga. Plus 102 DPR RI. [Plus] Oh iya DEN,” katanya.
Bahlil menjelaskan penambahan tiga kursi menteri itu masing-masing diberikan kepada dirinya, dan eks Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang melanjutkan posisinya sebagai Menko Perekonomian.
Sementara satu kursi sisanya kata Bahlil didapat setelah partainya merelakan kursi Ketua MPR kepada Gerindra yang kini dijabat oleh Ahmad Muzani.
“Saya bilang bahwa saya Ketua TKS harusnya saya punya jatah satu di luar partai Golkar, itulah kemudian cerita kenapa Golkar dapat enam, tambah satu jadi tujuh awalnya, MPR kita kasih tapi kita ambil satu lagi jadi tujuh,” kata dia.