HomeGaya HidupTikTok dan FOMO: Jebakan Like dan Views yang Menyeret Generasi Muda

TikTok dan FOMO: Jebakan Like dan Views yang Menyeret Generasi Muda

Published on

spot_img

 548 total views

INN NEWS – TikTok telah menjelma menjadi salah satu platform sosial paling populer di kalangan generasi muda, dengan miliaran pengguna aktif di seluruh dunia.

Keberhasilan TikTok terletak pada kemampuannya menghadirkan konten yang menarik, lucu, dan mudah dibagikan.

Namun, di balik kesenangan dan kreativitas itu, muncul jebakan FOMO (Fear of Missing Out) yang semakin kuat di kalangan pengguna.

Akhir-akhir ini, banyak tren viral di TikTok, mulai dari barang-barang lucu hingga makanan yang unik dengan harga yang fantastis. Hal ini membuat pengguna merasa tertekan untuk tidak ketinggalan.

Rasa urgensi untuk mengikuti tren ini semakin diperkuat oleh influencer yang memanfaatkan platform ini untuk menarik perhatian. Dengan menampilkan momen-momen seru dan gaya hidup glamor, mereka menambah tekanan bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam setiap tren yang ada.

FOMO ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, menciptakan kecemasan dan ketidakpuasan saat seseorang merasa hidupnya tidak se menarik yang terlihat di layar.

Berikut beberapa cara TikTok berkontribusi pada fenomena ini:

Tekanan untuk Mendapatkan Like dan Views: Banyak pengguna merasa harus menghasilkan konten yang menarik agar mendapat banyak like dan views. Ini menciptakan kecemasan jika konten mereka tidak sepopuler teman-teman.

Konten Viral yang Cepat Berlalu: TikTok dikenal dengan tren yang cepat berubah, sehingga pengguna merasa harus selalu update dengan apa yang sedang viral. Rasa tertekan untuk ikut serta pun muncul.

Visualisasi Hidup Orang Lain: Banyak video yang menunjukkan gaya hidup glamor dan pengalaman seru, membuat pengguna merasa harus memiliki pengalaman yang sama. Melihat teman bersenang-senang bisa memicu kecemasan jika mereka tidak bisa ikut.

Budaya Perbandingan Sosial: TikTok memudahkan perbandingan antara diri sendiri dan orang lain. Rasa tidak puas muncul ketika seseorang merasa hidupnya tidak se menarik konten yang dilihat.

Koneksi Emosional: Konten TikTok sering menggugah emosi dan menciptakan rasa keterhubungan. Ketika seseorang merasa tidak terlibat dalam tren tertentu, mereka mungkin merasa terasing dari komunitas.

Meskipun TikTok menawarkan ruang untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang lain, jebakan FOMO yang dihasilkannya bisa berdampak negatif pada kesehatan mental generasi muda.

Tekanan untuk selalu mengikuti tren dan menampilkan kehidupan yang sempurna bisa menyebabkan kecemasan. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk menyadari tekanan ini dan belajar menikmati konten tanpa merasa harus terlibat dalam setiap tantangan.

Mengembangkan sikap kritis terhadap konsumsi konten, mengatur batasan waktu di media sosial, dan mengikuti akun yang positif dapat membantu generasi muda menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata, serta melindungi kesehatan mental mereka.

Artikel Terbaru

Lagu ‘Semua Kisah Kita di Solo’ dari Elizabeth Sudira, Nostalgia dan Cinta untuk Kota Bengawan

SOLO - Elizabeth Sudira, penyanyi dan penulis lagu asal Solo yang pernah menyandang gelar Putri Solo 2010, kembali menghadirkan karya yang membangkitkan rasa cinta dan nostalgia terhadap kota kelahirannya melalui lagu berjudul "Semua Kisah Kita di Solo". 

Di Indonesia, Eks Napi Koruptor Mimpin Urusan Keuangan Negara 

INN NEWS - Penunjukan Burhanuddin Abdullah, seorang mantan narapidana korupsi, sebagai Ketua Tim Pakar Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah memicu gelombang kontroversi di tengah masyarakat Indonesia. 

Bank Masuk Danantara, Nasib Uang  Masyarakat Dalam Bahaya!?

INN NEWS - Pada Maret 2025, pemerintah Indonesia secara resmi mengalihkan saham mayoritas dari 13 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk empat bank besar, ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

Ongkos Terbit Utang Valas Pemerintah Berisiko Makin Mahal, Kek Turki yang Lagi Krisis 

INN INTERNASIONAL - Biaya penerbitan utang dalam valuta asing (valas) oleh pemerintah Indonesia berpotensi semakin mahal. 

artikel yang mirip

Lagu ‘Semua Kisah Kita di Solo’ dari Elizabeth Sudira, Nostalgia dan Cinta untuk Kota Bengawan

SOLO - Elizabeth Sudira, penyanyi dan penulis lagu asal Solo yang pernah menyandang gelar Putri Solo 2010, kembali menghadirkan karya yang membangkitkan rasa cinta dan nostalgia terhadap kota kelahirannya melalui lagu berjudul "Semua Kisah Kita di Solo". 

Di Indonesia, Eks Napi Koruptor Mimpin Urusan Keuangan Negara 

INN NEWS - Penunjukan Burhanuddin Abdullah, seorang mantan narapidana korupsi, sebagai Ketua Tim Pakar Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah memicu gelombang kontroversi di tengah masyarakat Indonesia. 

Bank Masuk Danantara, Nasib Uang  Masyarakat Dalam Bahaya!?

INN NEWS - Pada Maret 2025, pemerintah Indonesia secara resmi mengalihkan saham mayoritas dari 13 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk empat bank besar, ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).