155 total views
INN NEWS – Indonesia mengungkapkan keinginannya untuk bergabung dengan BRICS dalam KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia.
Proses keanggotaan Indonesia di BRICS pun kini telah dimulai. Pada pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto mengenai sikap anti-kolonialisme dan anti-penindasan.
“Indonesia tidak bisa hanya berdiam diri melihat kekejaman ini berlanjut tanpa ada pihak yang bertanggung jawab,” ucap Sugiono.
BRICS dianggap mampu menjadi penghubung yang mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang. Sugiono juga menegaskan bahwa bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan manifestasi dari prinsip politik luar negeri bebas aktif.
“Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS adalah cerminan dari politik luar negeri bebas aktif. Ini tidak berarti kita berpihak pada satu kelompok tertentu, melainkan menunjukkan partisipasi aktif kita di berbagai forum,” jelasnya.
Melalui BRICS, Sugiono melanjutkan, Indonesia berupaya mengedepankan kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South.
Apa itu BRICS?
BRICS adalah akronim dari sekelompok negara dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Terbentuk pada 2009, kelompok ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan politik di antara anggota-anggotanya serta memberikan keseimbangan terhadap dominasi ekonomi negara-negara Barat.
Setiap negara anggota memiliki ekonomi yang kuat dan beragam, serta sumber daya alam yang kaya. Selain kerjasama ekonomi, BRICS juga fokus pada isu-isu global seperti perubahan iklim, reformasi lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia, serta isu-isu keamanan.
Negara-negara ini bertujuan untuk memperkuat posisi mereka dalam tata kelola global dan memastikan bahwa suara mereka didengar di forum internasional. Di bidang perdagangan, BRICS memiliki potensi besar dengan populasi gabungan yang mencapai lebih dari 3 miliar orang.
Ini memberikan peluang pasar yang luas bagi barang dan jasa, serta potensi investasi yang signifikan.
Perdagangan intra-BRICS juga meningkat dengan pesat, mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.
Meskipun begitu, BRICS menghadapi tantangan seperti perbedaan politik dan ekonomi di antara anggota-anggotanya serta kebutuhan untuk menyelaraskan kepentingan nasional dengan tujuan kolektif.
Namun, dengan komitmen yang kuat dan kerjasama yang berkelanjutan, BRICS tetap menjadi blok ekonomi yang berpengaruh di panggung global.