144 total views
DENPASAR – Mahasiswa dan masyarakat Papua yang menamakan diri Ikatan Mahasiswa dan Masyarakat Papua (IMMAPA) dan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Bali berunjuk rasa menolak program transmigrasi Presiden Prabowo Subianto di bundaran Plaza Renon, Denpasar, Sabtu (9/11/2024).
Sebelumnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jayapura, Papua juga telah menggelar aksi demontrasi tolak program transmigrasi yang dicanangkan Pemerintah Pusat.
Alasan penolakan kata juru bicara IMMPA, Karel Uropmabin dalam keterangannya adalah warga lokal takut tersingkir warga pendatang.
“Kami aliansi masyarakat Papua menolak tegas transmigrasi terjadi di tanah Papua. Kami takut ada genosida, penghilangan kultur dan budaya (Papua),” kata Karel.
Karel mengatakan, penduduk di enam provinsi di Papua tidak telalu banyak. Mereka khawatir, pengaruh warga pendatang yang akan semakin banyak karena program transmigrasi, akan menyingkirkan eksistensi mereka di Papua.
Selain itu, dia menyebut masih ada friksi atau konflik horizontal antara warga pendatang dan warga asli di Papua.
“Kami yang punya tanah. Kami yang punya tempat, seolah-olah pendatang di tanah sendiri. Karena itulah kami menolak (program transmigrasi). Apalagi ini sudah program,” kata Karel.
“Kehidupan sosial juga sama. Masih sering terjadi perbedaan dan konflik horizontal,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman tengah menyiapkan 10 titik lokasi untuk kawasan transmigrasi di Papua.
Kawasan-kawasan tersebut nantinya akan dilakukan revitalisasi agar bisa menampung dan membina para transmigran.