388 total views
INN NEWS – Bukan PDI Perjuangan (PDIP) yang paling tragis nasibnya di Pilkada 2024 karena tumbang di kandangnya seperti di Jawa Tengah dan Sumatera Utara, Golkar Justru yang paling tragis.
Bagaimana tidak, partai berlambang pohon beringin itu kehilangan penguasaan di banyak wilayah strategis yang selama ini menjadi basis kekuatannya.
Golkar kehilangan dominasi di sejumlah provinsi besar seperti Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Jawa Barat.
Pengamat politik Ray Rangkuti dalam keterangannya di youtube Liputan6 menjelaskan “Kalau dilihat yang paling mengenaskan di Pilkada 2024 ini bukan PDIP tapi Golkar.”
“Mereka kehilangan penguasaan di banyak tempat yang selama ini jadi basis tradisional mereka,” ujar Ray Rangkuti, dikutip Senin (2/12).
Menurutnya ini pukulan besar bagi Golkar sebab wilayah-wilayah tersebut memiliki pengaruh signifikan dalam peta politik nasional.
“Jakarta mereka hilang, Banten juga lepas. Jawa Tengah dan Jawa Timur mereka nggak kuasai. Bahkan di Jawa Barat yang merupakan basis mereka banyak kepala daerah Golkar yang kalah,” ungkapnya
Ray Rangkuti juga menyoroti dominasi Gerindra yang mengambil alih sebagian besar suara Golkar.
Ia mencontohkan beberapa kepala daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang kini lebih dekat dengan Gerindra atau tokoh-tokoh seperti Prabowo Subianto.
“Di Jawa Tengah misalnya Pak Lutfi sudah diklaim sebagai tokoh Gerindra. Di Jawa Timur ada tokoh seperti Ibu Khofifah yang lebih dekat dengan Prabowo dibanding Golkar,” tambahnya.
Kekalahan Golkar di wilayah tradisional seperti Banten dan Jawa Barat menjadi sorotan utama.
Menurut Ray Rangkuti wilayah tersebut sebelumnya menjadi andalan Golkar tetapi kini justru beralih ke partai lain.
“Kalau Jakarta itu oke lah, nggak pernah jadi basis Golkar di era reformasi. Tapi Jawa Barat? Itu kan basis mereka. Sekarang banyak tempat yang lepas begitu saja,” ucap Ray Rangkuti.
Selain di provinsi besar Golkar juga kehilangan penguasaan di sejumlah kabupaten dan kota. Salah satunya adalah di Purwakarta tempat mantan istri Dedi Mulyadi, Anne Ratna Mustika kalah telak meski sebagai kader Golkar.
“Purwakarta yang dulu dikuasai Golkar sekarang kalah. Di Garut juga sama mereka kehilangan banyak pengaruh,” pungkasnya.
Dengan banyaknya wilayah yang lepas Ray Rangkuti menilai Golkar menghadapi situasi yang cukup sulit di Pilkada 2024.
Ray Rangkuti menyebut kekalahan ini sebagai fenomena tragis yang membutuhkan evaluasi mendalam dari internal partai.
“Kondisi ini harus jadi alarm bagi Golkar. Kalau tidak segera berbenah bukan tidak mungkin mereka akan semakin terpuruk di pemilu mendatang,” pungkasnya.