427 total views
SOLO – Setelah dua tahun dibangun, akhirnya Jalur Underpass dan Bundaran Joglo, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo rampung dan resmi dibuka baru-baru ini.
Menariknya, kawasan Proyek Strategi Nasional (PSN) elevated rail itu seketika menjadi spot foto masyarakat sekitar hingga dari luar Solo Raya.
“Yah kebetulan lagi mampir Solo, liat ramai banget di IG, ya sekalian foto-foto, mantep,” ujar Alex yang sedang berkunjung di Kota Solo kepada INN di lokasi, Selasa (14/1).
Begitu indah untuk dilihat, jalan Underpass Joglo menghubungkan jalan Mangunsarkoro, dan Jalan Sumpah pemuda.
Sementara Bundaran Joglo menghubungkan jalan Piere Tendean, jalan kolonel Sugiono, jalan Sumpah Pemuda, Jalan Solo-Purwodadi, jalan Manunggal, dan jalan Mangunsarkoro.
Nah perlu diketahui, semua jenis kendaraan bermotor dari motor, mobil, truk, hingga bus diperbolehkan melintasi Underpass Joglo. Namun ada larangan bagi kendaraan tanpa mesin untuk melintasi jalan Underpass Joglo.
Pejalan kaki juga dilarang masuk kawasan Underpass, silahkan masuk kawasan bundaran yang tersedia jalur pedestarian.
Selain itu, masyarakat ingin berhenti di Bundaran, diimbau tetap di pedestrian, dan memarkirkan kendaraannya di tempat yang sudah disediakan untuk mengantisipasi kemacetan dan kecelakaan.
Sejumlah rambu lalu lintas sementara telah dipasang untuk membantu pengguna jalan agar tidak kebingungan saat melintas Underpass Joglo. Selain itu, petugas yang berjaga juga akan membantu mensosialisasikan kepada pengguna jalan.
Diharapkan dengan dibukanya Underpass dan Bundaran Joglo ini, dapat mengurai kemacetan di Kota Solo.
Sementara itu, Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan, rampungnya proyek Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo diharapkan mampu memberi dampak yang positif, utamanya dampak ekonomi.
“Dengan selesainya pembangunan ini, saya kira akan memperlancar jalur ekonomi. Khususnya angkutan berat, yang tidak lewat tol, akan ada kelancaran. Dan dampak ekonomi yang lain, yang terkena jalur Underpass ini, sudah ada ganti rugi dan sebagainya, diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi yang lain,” kata Teguh baru-baru ini.
Dia meminta masyarakat menjaga pembangunan ini, karena proyek Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo ini bisa menjadi Ikon Kota Solo. Proses evaluasi juga terus dilakukan beberapa hari kedepan, untuk menambah tingkat keamanan di kawasan Joglo ini.
“Penunjuk arah (permanen) belum ada, harusnya segera. Mau masuk jalur itu sudah ada kemana mau ke Kalioso, Surabaya, Mojosongo, dan sebaliknya. Harapannya tidak ada putar balik (di ujung Underpass), itu akan mengganggu traffic dan potensi kecelakaan,” pungkasnya.
Rawan Pelanggaran Lalu Lintas
Pelanggaran lalu lintas banyak terjadi di kawasan Simpang Joglo, Banjarsari, Solo, yang baru dibuka.
Satlantas Polresta Solo mengungkapkan, pelanggaran paling banyak menurut laporan yang masuk yakni putar balik (u-turn) di tempat yang dilarang serta berkendara melawan arus di jalur searah.
Menyikapi hal tersebut, Satlantas Polresta Solo bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Solo terus menggenjot sosialisasi aturan lalu lintas mengingat baru empat hari kawasan Simpang Joglo dengan beragam fasilitas barunya tersebut dibuka.
Kasatlantas Polresta Solo, Kompol Agung Yudiawan saat ditemui awak media di Mapolresta Solo, Selasa (14/1/2025) mengungkapkan sering menerima laporan pelanggaran lalu lintas di kawasan tersebut. Terlebih lagi pelanggaran tersebut terkesan seperti aksi kucing-kucingan antara pengendara dan petugas di lapangan.
Saat aparat kepolisian berjaga, lalu lintas terlihat tertib, namun ketika tidak ada petugas, pelanggaran kembali terjadi.
“Pelanggaran yang sering terjadi adalah U-turn sembarangan dan melawan arus (contra flow) di ruas jalan satu arah,” kata Agung.
Mayoritas pelanggar lalu lintas di kawasan Simpang Joglo Solo adalah warga sekitar yang enggan memutar lebih jauh.
“Mereka lebih memilih melakukan pelanggaran karena alasan praktis. Padahal, itu sangat membahayakan, baik bagi diri mereka sendiri maupun pengendara lain. Kondisi ini bisa memicu kecelakaan,” tegasnya.
Agung menyampaikan telah memasang beberapa rambu-rambu lalu lintas bersama Dishub Solo sembari terus memantau perkembangan arus lalu lintas di kawasan tersebut.
Mengingat baru empat hari dibuka, Agung mengatakan pengaturan lalu lintas di bundaran Joglo dan underpass Joglo perlu terus dievaluasi untuk kemudian dibuatkan aturan dan penambahan fasilitas agar tercapai hasil yang optimal di Simpang Joglo Solo.