HomeGaya HidupPernikahan Anak di NTB yang Jadi Konten Viral di Medsos Dipolisikan 

Pernikahan Anak di NTB yang Jadi Konten Viral di Medsos Dipolisikan 

Published on

spot_img

 1,330 total views

INN NEWS – Pernikahan dua remaja di bawah umur di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi sorotan publik usai video prosesi adat mereka viral di media sosial.

Mereka adalah SY (15), siswi SMP asal Desa Sukaraja, Kecamatan Praya Timur, dan SR (17), siswa SMK asal Desa Braim, Kecamatan Praya Tengah.

Peristiwa pernikahan yang digelar secara adat Sasak itu menuai kecaman, terutama karena usia kedua mempelai belum memenuhi batas usia pernikahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan.

Menanggapi hal tersebut, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram melaporkan kasus ini ke Polres Lombok Tengah pada Jumat baru-baru ini.

Ketua LPA Kota Mataram, Joko Jumadi, menyebut laporan ditujukan kepada semua pihak yang diduga terlibat memfasilitasi pernikahan anak, termasuk orang tua kedua mempelai dan penghulu yang menikahkan.

“Kami menerima informasi bahwa pernikahan ini sempat hendak dicegah. Namun, semua pihak tetap bersikeras menikahkan mereka,” ujar Joko dalam keterangannya kepada media.

Menurutnya, kasus ini mencerminkan masih lemahnya pemahaman masyarakat terhadap bahaya pernikahan dini, termasuk dampaknya terhadap hak anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, termasuk hak atas pendidikan.

Pihak kepolisian hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait tindak lanjut atas laporan tersebut. Namun, LPA berharap agar proses hukum tetap berjalan guna memberi efek jera dan mencegah kasus serupa di kemudian hari.

Informasi:

Pernikahan di bawah umur merupakan pelanggaran hukum di Indonesia. Berdasarkan UU Perkawinan yang berlaku, batas usia minimal menikah adalah 19 tahun bagi pria dan wanita. Pengecualian hanya dapat dilakukan melalui izin pengadilan.

Artikel Terbaru

InFest 2025: Melatih Generasi Pencipta Teknologi, Bukan Sekadar Pengguna

Dunia sedang berubah cepat, dan Indonesia tak boleh tertinggal. Di tengah derasnya arus teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Sekolah Programming Indonesia (SPI) bersama Imadeo Learning Center dan Eco Village menghadirkan InFest (Innovation Festival), sebuah ajang kompetisi dan pameran inovasi yang bertujuan menumbuhkan pola pikir kreatif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.

Trump Gaza Plan: Antara Tuduhan Kolonialisme dan Jalan Keluar Gaza

Di abad ke-21, kata “kolonialisme” masih terus digunakan sebagai senjata retoris. Setiap intervensi Barat...

Regionalisme sebagai Penahan Benturan Globalisme dan Nasionalisme

Dunia sedang bergerak menuju era multipolar yang kompleks. Jika pada masa Perang Dingin peta...

Ortu SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Lebih Pilih Dapur Sehat Rp10 Ribu daripada MBG Gratis

Solo, innindonesia.com – Di tengah gencarnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat, sekelompok orang tua siswa di SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Jawa Tengah, justru memilih opsi mandiri. 

artikel yang mirip

InFest 2025: Melatih Generasi Pencipta Teknologi, Bukan Sekadar Pengguna

Dunia sedang berubah cepat, dan Indonesia tak boleh tertinggal. Di tengah derasnya arus teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Sekolah Programming Indonesia (SPI) bersama Imadeo Learning Center dan Eco Village menghadirkan InFest (Innovation Festival), sebuah ajang kompetisi dan pameran inovasi yang bertujuan menumbuhkan pola pikir kreatif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.

Trump Gaza Plan: Antara Tuduhan Kolonialisme dan Jalan Keluar Gaza

Di abad ke-21, kata “kolonialisme” masih terus digunakan sebagai senjata retoris. Setiap intervensi Barat...

Regionalisme sebagai Penahan Benturan Globalisme dan Nasionalisme

Dunia sedang bergerak menuju era multipolar yang kompleks. Jika pada masa Perang Dingin peta...