HomeGaya HidupDengan Tulisan 'Nonhalal' di Spanduk, Ayam Goreng Widuran Solo Kembali Dibuka 

Dengan Tulisan ‘Nonhalal’ di Spanduk, Ayam Goreng Widuran Solo Kembali Dibuka 

Published on

spot_img

 928 total views

SOLO – Setelah sebelumnya ditutup Wali Kota Solo Respati Ardi setelah viral pencantuman tulisan “halal” padahal produknya nonhalal—pembuatan kremesnya pakai minyak babi, Rumah makan Ayam Goreng Widuran Solo kembali buka, Jumat (20/6).

Usai dibuka kembali, tampak tulisan “nonhalal” di spanduknya.

Restoran di kawasan Jalan Sultan Syahrir Nomor 71, Kelurahan Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres, itu mulai buka sekitar pukul 07.00 WIB.

Para pelanggan mulai berbondong-bondong untuk menikmati ayam goreng legend itu. Sebagain juga terlihat membeli dan dibawa pulang

Perwakilan pemilik Ayam Goreng Widuran, Victor, menjelaskan bahwa pembukaan kembali restorannya adalah atas perintah wali kota.

“Kami sudah melakukan perbaikan sesuai arahan pemkot, dengan melabeli nonhalal kemasan, etalase, dan MMT (metro media technologies—spanduk) depan. Kami penuhi semua tidak ada kesalahpahaman lagi,” katanya, mengutip Kmprn.

Dia berharap usahanya berjalan lancar lagi dan meminta doa restu masyarakat.

Disinggung soal adanya klaim halal di spanduk, dia menegaskan tidak pernah mengklaim seperti begitu.

Victor juga merespons aduan ke Polresta Surakarta terkait kasus penipuan label halal tersebut.

“Itu (aduan polisi) mohon maaf kami belum bisa mengutarakan. Tidak ada kuasa hukum. Kami berjalan sesuai arahan dari Pak Wali Kota, pemerintah kota, kami ikuti semua, kami jalani semuanya,” kata dia.

Dia menegaskan, restorannya sejak buka tahun 1973 tidak pernah mendaftarkan halal, dan pihaknya tidak pernah mengklaim produk halal.

“Selama kami buka tidak mendaftarkan halal, tidak pernah. Kami tidak pernah mengklaim produk ini halal,” ujar Victor.

Artikel Terbaru

InFest 2025: Melatih Generasi Pencipta Teknologi, Bukan Sekadar Pengguna

Dunia sedang berubah cepat, dan Indonesia tak boleh tertinggal. Di tengah derasnya arus teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Sekolah Programming Indonesia (SPI) bersama Imadeo Learning Center dan Eco Village menghadirkan InFest (Innovation Festival), sebuah ajang kompetisi dan pameran inovasi yang bertujuan menumbuhkan pola pikir kreatif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.

Trump Gaza Plan: Antara Tuduhan Kolonialisme dan Jalan Keluar Gaza

Di abad ke-21, kata “kolonialisme” masih terus digunakan sebagai senjata retoris. Setiap intervensi Barat...

Regionalisme sebagai Penahan Benturan Globalisme dan Nasionalisme

Dunia sedang bergerak menuju era multipolar yang kompleks. Jika pada masa Perang Dingin peta...

Ortu SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Lebih Pilih Dapur Sehat Rp10 Ribu daripada MBG Gratis

Solo, innindonesia.com – Di tengah gencarnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat, sekelompok orang tua siswa di SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Jawa Tengah, justru memilih opsi mandiri. 

artikel yang mirip

InFest 2025: Melatih Generasi Pencipta Teknologi, Bukan Sekadar Pengguna

Dunia sedang berubah cepat, dan Indonesia tak boleh tertinggal. Di tengah derasnya arus teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Sekolah Programming Indonesia (SPI) bersama Imadeo Learning Center dan Eco Village menghadirkan InFest (Innovation Festival), sebuah ajang kompetisi dan pameran inovasi yang bertujuan menumbuhkan pola pikir kreatif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.

Trump Gaza Plan: Antara Tuduhan Kolonialisme dan Jalan Keluar Gaza

Di abad ke-21, kata “kolonialisme” masih terus digunakan sebagai senjata retoris. Setiap intervensi Barat...

Regionalisme sebagai Penahan Benturan Globalisme dan Nasionalisme

Dunia sedang bergerak menuju era multipolar yang kompleks. Jika pada masa Perang Dingin peta...