307 total views
INN INTERNASIONAL – Mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, resmi ditangkap pada Selasa malam (12/8/2025) atas serangkaian tuduhan serius, termasuk manipulasi saham, pelanggaran undang-undang dana politik, dan korupsi.
Penahanan Kim menandai sejarah baru di Korea Selatan, karena untuk pertama kalinya seorang mantan presiden dan istrinya sama-sama berada di balik jeruji besi secara bersamaan.
Suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, telah lebih dulu ditahan terkait tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan wewenang setelah upaya gagalnya menerapkan darurat militer pada Desember 2024.
Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap Kim Keon Hee setelah sidang selama empat jam, dengan alasan adanya risiko perusakan barang bukti.
Keputusan ini diambil menyusul permintaan dari tim jaksa khusus yang dipimpin oleh Min Joong-ki, yang menyelidiki 16 tuduhan kriminal terhadap Kim.
Kim, yang berusia 52 tahun, dituduh terlibat dalam skema manipulasi harga saham Deutsch Motors, sebuah dealer BMW di Korea Selatan, antara tahun 2009 hingga 2012.
Jaksa menyebutkan bahwa Kim berkonspirasi untuk menaikkan harga saham secara artifisial, menghasilkan keuntungan lebih dari 800 juta won (sekitar Rp8,6 miliar).
Selain itu, ia juga didakwa melakukan intervensi dalam proses nominasi kandidat Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) pada pemilu sela 2022 dan pemilu umum 2024, serta menerima suap berupa barang mewah, termasuk sebuah liontin Van Cleef & Arpels senilai $43.000 dan dua tas Chanel senilai 20 juta won dari Gereja Unifikasi melalui seorang perantara dukun.
Kim membantah semua tuduhan tersebut. Dalam pernyataannya kepada wartawan setelah menjalani pemeriksaan selama tujuh jam pada pekan sebelumnya, ia meminta maaf atas “kekhawatiran publik” yang ditimbulkannya, namun menyebut dirinya sebagai “orang yang tidak penting” dan merasa kesal karena tuduhan-tuduhan ini mencakup isu-isu sebelum pernikahannya.
Penahanan Kim Keon Hee merupakan bagian dari investigasi luas yang dimulai setelah Presiden baru dari kubu liberal, Lee Jae Myung, menjabat pada Juni 2025.
Investigasi ini menargetkan dugaan pelanggaran selama masa kepresidenan Yoon Suk Yeol, yang berakhir secara dramatis pada April 2025 setelah ia dimakzulkan akibat upaya kontroversialnya menerapkan darurat militer.
Yoon sendiri ditahan sejak Juli 2025 dan menghadapi tuduhan pemberontakan yang dapat mengarah pada hukuman seumur hidup atau bahkan hukuman mati.
Skandal seputar Kim Keon Hee bukanlah hal baru. Selama masa kepresidenan Yoon, isu manipulasi saham Deutsch Motors telah menjadi sorotan media, namun aksi hukum terhambat karena Yoon berulang kali memveto usulan investigasi terhadap istrinya, menyebutnya sebagai serangan politik.
Selain itu, kontroversi “tas Dior” pada 2022, ketika Kim terekam menerima tas mewah dari seorang pendeta, turut memicu kritik publik.
Kim kini ditahan di Pusat Penahanan Seoul Selatan, terpisah dari suaminya yang berada di Pusat Penahanan Seoul di Uiwang.
Ia ditempatkan di sel isolasi seluas 10 meter persegi, mengenakan seragam tahanan berwarna khaki, dan telah menjalani prosedur standar seperti pengambilan foto tahanan.
Menurut peraturan, Kim dapat ditahan hingga 20 hari saat jaksa mempersiapkan dakwaan resmi, dengan kemungkinan penahanan diperpanjang hingga enam bulan jika dakwaan diajukan.
Pihak Kim masih memiliki opsi untuk mengajukan banding atas perintah penahanan atau mengajukan jaminan, namun peluangnya kecil mengingat kekhawatiran pengadilan akan potensi perusakan bukti.


