21 total views
Malang – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point (MCP), Sabtu (26/10/2025). Kegiatan ini berlangsung selama sepekan, mulai 25 Oktober hingga 1 November 2025, pukul 10.00–21.00 WIB.
Melalui kegiatan bertajuk Open Booth SPI, pengunjung dapat melihat pameran karya robotik inovatif sekaligus mengikuti kelas interaktif yang mengenalkan konsep computational thinking bagi anak-anak.
SPI yang berawal dari Jakarta kini resmi hadir di Kota Malang sejak Juni 2025 sebagai upaya memperluas akses belajar teknologi untuk anak. Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak mengenal dasar pemrograman menggunakan aplikasi Mblock, platform pembelajaran berbasis visual yang menyerupai puzzle berwarna.
Begitu memasuki area booth, suasana terlihat semarak. Anak-anak tampak antusias mencoba free trial class yang dibimbing langsung oleh para teacher dari SPI. Mereka belajar menyusun blok perintah untuk membuat robot sederhana, sekaligus memahami logika di balik setiap langkah pemrograman.
“Computational thinking bukan sekadar mengajarkan anak menjadi programmer sejak dini, tetapi melatih mereka berpikir sistematis, analitis, dan kreatif dalam memecahkan masalah,” ujar Mr Tryo, salah satu teacher SPI.
Tryo mencontohkan, ketika anak diminta membuat lampu otomatis, mereka akan berpikir: kapan lampu harus menyala, bagaimana sensor bekerja, dan apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan komputer. “Dari proses itulah anak belajar menyusun urutan berpikir layaknya menyusun puzzle,” tambahnya.
Kegiatan Open Booth ini juga menjadi bagian dari rangkaian menuju Innovation Festival (INFEST) 2025, yang akan digelar pada 1 November 2025, bertepatan dengan Hari Inovasi Nasional. Dalam acara puncak tersebut, anak-anak akan menampilkan hasil karya mereka berupa proyek robotik berbahan daur ulang yang dikombinasikan dengan perangkat seperti Arduino, servo, LCD, dan sensor ultrasonik.
“Di INFEST, kami memberikan kesempatan bagi semua anak — baik yang sudah belajar programming maupun pemula — untuk berinovasi. Kami membekali mereka dasar logika pemrograman dan cara mengoperasikan komponen utama. Nanti, yang kami nilai bukan hanya hasil akhirnya, tetapi juga cara anak berpikir dan menjelaskan ide di balik proyek mereka,” jelas Mr Tryo.


