192 total views
INN NEWS – Latihan militer China baru-baru ini di dekat Taiwan menunjukkan eskalasi yang cukup masif. Menurut The Guardian, para ahli menyebut latihan ini sudah “seperti perang” meskipun tidak melakukan peluncuran rudal.
Tepat setelah Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mendarat di Taipei, China mengumumkan latihan militer skala besar selama 3 hari. Latihan yang berakhir pada hari Senin (10/04) lalu ini merupakan aksi balasan atas pertemuan Tsai dengan Ketua DPR Amerika Serikat, Kevin McCarthy di California pekan lalu.
Beijing selama ini mengklaim Taiwan sebagai provinsi, namun ditolak oleh rakyat dan pemerintah Taiwan. Beijing menyatakan pertemuan itu sebagai provokasi separatis Taiwan, yang didorong oleh AS.
“Sebagai presiden, saya mewakili negara kami di mata dunia, termasuk untuk berkunjung ke negara-negara sekutu, singgah di AS, dan berinteraksi dengan teman-teman internasional. (Hal ini) tidak hanya telah berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi juga merupakan harapan bersama rakyat Taiwan. ,” kata Tsai dalam sebuah pernyataan yang dikutip APNews.
“Tapi China menggunakan ini sebagai dalih untuk memulai latihan militer, menciptakan ketidakstabilan di wilayah Taiwan. Ini bukanlah sikap negara besar yang bertanggung jawab di kawasan ini.” lanjutnya.
China melihat pertemuan Tsai dengan AS akan mendorong rakyat dan politisi Taiwan untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka. Menurut Partai Komunis China, langkah inilah yang dapat menimbulkan perang kedepannya.
CNN melaporkan Kementerian Pertahanan Taiwan pada Sabtu mencatat sebanyak 9 kapal perang China terdeteksi di pulau di sekitar lepas pantai Provinsi Fujian bersama dengan puluhan pesawat. Kemhan Taiwan juga menunjuk China sengaja menciptakan ketegangan di Selat Taiwan yang akan berdampak negatif pada “stabilitas keamanan dan pembangunan ekonomi masyarakat internasional.”
Meresponi hal ini, PBB mengatakan kepada wartawan bahwa mereka memantau situasi dengan cermat. Pernyataan PBB di menafn.com menyoroti perlunya ketenangan dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik dan mencegah eskalasi konflik.
“Kami mendesak semua pihak terkait untuk menahan diri dari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut”, tegas Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.