661 total views
INN NEWS – Gubernur Maluku, Murad Ismail belum lama ini menghebohkan publik usai dicopot jabatannya dari Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Maluku dan statusnya sebagai kader PDIP dicabut.
Selain karena alasan istrinya, Widya Pratiwi Murad Ismail yang beralih ke Partai Amanat Nasional, Murad dipecat juga lantaran tidak bisa mengontrol emosi.
Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, saat pihaknya melakukan pemanggilan kepada Murad usai istrinya, Widya pindah ke PAN, dia tampak emosi hingga memukul meja.
“Begitu beliau dipanggil, hadir, beliau marah-marah dengan emosi yang sangat tinggi, yang intinya itu menolak berbagai macam aturan partai,” ujar Djarot di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2023).
Djarot menuturkan pihaknya telah mencoba untuk memberikan penjelasan kepada Murad Ismail mengenai aturan yang ada di PDIP. Namun, dia mengatakan Murad Ismail menolak mendengarkan.
Baca juga: PDIP Pecat Gubernur Maluku, Istri Pindah PAN dan Emosian Jadi Sebab
“Ketika kita tunjukkan ada aturan partai Nomor 25a salah satu pasalnya itu melarang suami istri untuk beda partai. Beliau marah-marah sambil memukul-mukul meja, beliau tidak mau menerima penjelasan dari DPP partai,” ujarnya.
Menurut Djarot, kader partai harus menaati aturan yang berlaku. Selain itu, dia menyebut kader partai juga dilarang untuk menunjukkan sikap arogan dan kurang terpuji.
“Ini menunjukkan bahwa kader partai dilarang untuk arogan, dilarang untuk melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji,” katanya.
“Ini peringatan, harus menunjukkan satu karakter untuk melayani, untuk mengayomi, dan untuk bisa memberikan suri tauladan kepada masyarakatnya,” pungkas Djarot.
Usai memecat Murad, PDIP kemudian menunjuk Ketua DPRD Provinsi Maluku, Benhur Watubun sebagai Ketua DPD PDIP di Bumi Raja-raja itu dan Anggota DPR RI, Mercy Barends, sebagai Sekretaris.