HomeGlobalBelanda Kembalikan 472 Benda Peninggalan Sejarah yang Dicuri dari Indonesia

Belanda Kembalikan 472 Benda Peninggalan Sejarah yang Dicuri dari Indonesia

Published on

spot_img

 643 total views

INN NEWS – Belanda menyerahkan kembali ratusan artefak berharga yang diambilnya dari Indonesia selama masa kolonial, termasuk tembolok batu berharga, perhiasan emas dan perak yang dijarah oleh pasukan Belanda dari istana kerajaan Bali, yang dikenal sebagai “harta karun Lombok”.

Total sebanyak 472 benda peninggalan akan dikembalikan oleh Belanda. Hal ini adalah bentuk respon dari saran komite penasehat yang pada tahun 2020 mendesak pemerintah untuk mengembalikan artefak budaya yang dijarah “tanpa syarat” jika diminta oleh negara asalnya.

“Ini momen bersejarah,” kata Gunay Uslu, Sekretaris Negara Belanda untuk Kebudayaan dan Media. “Ini pertama kalinya kami mengikuti rekomendasi panitia untuk mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah dibawa ke Belanda.”

Benda-benda tersebut termasuk empat patung batu dari bekas kerajaan Hindu Jawa Singasari, keris dari kerajaan Klungkung, dan 132 benda seni modern dari Bali, yang dikenal sebagai koleksi Pita Maha.

Semuanya akan secara resmi dikembalikan kepada pemerintah Indonesia di Museum Nasional Etnologi di Leiden pada 10 Juli mendatang.

Objek yang dikembalikan tidak termasuk sisa-sisa manusia yang terkenal dari “manusia Jawa / Java Man”, meskipun pemerintah Indonesia telah meminta pengembaliannya pada tahun 2022.

Selain milik Indonesia, Belanda juga mengembalikan benda bersejarah milik Srilanka. Keenam benda yang akan dikembalikan ke Sri Lanka adalah senjata perunggu kaliber besar yang didekorasi dengan mewah atau dikenal sebagai meriam Kandy.

Benda itu saat ini dipajang di Rijksmuseum Amsterdam. Selain itu juga pedang upacara emas dan perak, pisau Singhalese, dan dua senjata lainnya.

Uslu mengatakan bahwa hal ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama yang lebih erat antara Belanda dengan Indonesia di berbagai bidang, khususnya penelitian koleksi dan pertukaran benda-benda antar museum.

Menurut theguardian.com, sementara pemerintah Belanda mengatakan benda-benda itu dikembalikan ke Indonesia tanpa syarat, pemerintah Indonesia mengatakan benda-benda rencananya akan dipajang di Museum Nasional Indonesia.

Artikel Terbaru

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kritik Pedas Gadis Asmat: Mahasiswa Papua Jangan Salahgunakan Beasiswa Negara!

INN NEWS - Desy Boban, seorang mahasiswi asal Asmat yang menempuh pendidikan di IPB University barubaru ini menyampaikan kritik tajam dan emosional lewat media sosialnya. 

artikel yang mirip

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).