HomeGaya HidupBeras Mahal, Nasi Pecel hingga Rocket Chicken Naik Harga 

Beras Mahal, Nasi Pecel hingga Rocket Chicken Naik Harga 

Published on

spot_img

 942 total views

SOLO – Melihat laman Badan Pangan Nasional, harga rata-rata nasional beras per Rabu, 21 Februari 2024 Rp 16.230 /Kg, harga Tertinggi Rp 24.920 /Kg untuk wilayah Papua Tengah.

Dampak dari kenaikan harga beras dan sejumlah bahan pangan lainnya, sejumlah bisnis kulineran juga menaikan harga makanan yang dijual.

INN Indonesia melakukan pemantauan di sejumlah tempat usaha kulineran dari pelaku usaha kelas bawah hingga menengah atas di Kota Solo.

Dari pantauan INN di Rocket Chicken Joyontakan, Serengan, Kota Solo, Rabu (21/2), harga paket makanan mengalami kenaikan Rp.500 – Rp1.000.

Harga tersebut juga bervariasi jika makan di tempat atau dibawa pulang.

Misalnya, paket Rocket 1 (Nasi, Sayap, Es Teh) yang tadinya Rp.9.500 naik menjadi Rp10.000 berlaku untuk makan di tempat, jika dibawa pulang menjadi Rp.11.000.

Sebelumnya pihak Rocket Chicken memang telah mengumumkan kenaikan harga paket makanan sejak 1 Februari lalu.

“Kepada Pelanggan Setia Rocket Chicken. Dikarenakan adanya kenaikan bahan baku maka dengan Ini kami memberitahukan bahwa harga paket akan mengalami kenaikan sebesar Rp 500 – Rp 1.000. Berlaku mulai 1 Februari 2024. Demikian pemberitahuan ini kami buat, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih,” tulis Rocket Chicken melalui selebaran yang ditempel di dinding.

Namun belum diketahui pasti harga tersebut akan turun atau tetap di harga yang sama, ataupun nanti naik lagi.

Baca juga:

Harga Beras Capai 25 Ribu/Kg, Tiap Jam Bisa Berubah, Pedagang di Solo Curiga Akibat Bansos

Sementara itu Sumiati, salah satu penjual nasi pecel di sekitar pasar Harjodaksino Kota Solo mengaku terpaksa menaikan harga nasi pecel yang tadinya Rp6.000/bungkus menjadi Rp7.000/bungkus.

“Yah yang lain sih belum naikin, aku duluan wae.  Ntar kalau masih mahalan, pasti pada naikin juga,” ucap Sumiati kepada INN, Selasa (20/2).

 

Artikel Terbaru

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kritik Pedas Gadis Asmat: Mahasiswa Papua Jangan Salahgunakan Beasiswa Negara!

INN NEWS - Desy Boban, seorang mahasiswi asal Asmat yang menempuh pendidikan di IPB University barubaru ini menyampaikan kritik tajam dan emosional lewat media sosialnya. 

artikel yang mirip

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).