HomeUncategorizedDefisit APBN 2024 Melebar dari 2,3% ke 2,8% Gegara Bansos dkk

Defisit APBN 2024 Melebar dari 2,3% ke 2,8% Gegara Bansos dkk

Published on

spot_img

 697 total views

INN NEWS – Target (outlook) defisit Anggaran Perbelanjaan Negara (APBN) 2024 melebar dari 2,3 persen menjadi 2,8 persen.

Melebarnya defisit tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kepada wartawan, Senin, 26 Februari 2024.

Disampaikan Airlangga, mulanya pemerintah memasang target 2,29 persen dari produk domestik bruto (PDB) kemudian angka itu melebar menjadi 2,8 persen.

“Defisit tahun ini yang direncanakan dalam APBN (2024) 2,29 persen atau 2,3 persen tetapi outlook-nya 2,8 persen,” kata Airlangga.

Pemerintah Masukan Program Makan Siang Gratis di APBN 2025, 450 Triliun 

Ketua umum Partai Golkar itu menerangkan, terdapat tiga alasan utama pemerintah menaikkan Outlook defisit APBN 2024. Salah satunya memang adalah digencarkannya bantuan sosial alias bansos.

Pertama, kuota untuk subsidi pupuk yang ditambah.

“Biasanya sekitar 8 sampai 7 juta ton, dengan pupuk yang ada sekarang Rp 26 triliun itu hanya 5,7 juta ton. Jadi jelas tidak cukup dan itu tercermin dari produksi padi bukan hanya karena pupuk tapi karena El Nino itu turunnya banyak,” terangnya.

Kemudian disusul anggaran bantuan sosial yang diberikan pemerintah untuk masyarakat.

Baca juga:

Makan Siang Gratis Rp15 Ribu per Anak, Menunya Diatur Pemerintah Daerah, Bukan Pusat

Pemerintah kata Airlangga sudah menggelontorkan Rp 11 triliun APBN untuk bantuan langsung tunai (BLT) guna memitigasi harga sembako.

“Kemudian tadi diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan listrik, tidak ada kenaikan BBM sampai Juni 2024 baik itu yang subsidi maupun nonsubsidi,” ungkapnya.

“Itu akan membutuhkan additional anggaran untuk Pertamina maupun PLN dan itu nanti akan diambil baik dari sisa SAL maupun pelebaran defisit anggaran di 2024,” pungkasnya.

 

Artikel Terbaru

AI sebagai Komposer Baru: Krisis, Revolusi, dan Reinterpretasi Musikalitas

I tidak hanya membantu merekam melodi yang sudah kita buat; ia bisa mengajukan melodi, membuat harmoni, memproduksi beat utuh, bahkan menciptakan lirik yang secara emosional resonan—dan kini, ia bahkan memiliki "wajah" dan "suara" yang menghasilkan miliaran Rupiah.

Ketika Seorang Sukidi Membunyikan Alarm, dan Gereja Justru Diam

INNNEWS - Tulisan Sukidi di harian Kompas berjudul “Alarm bagi Demokrasi” (13 November 2025)...

Suara Kegusaran di Tengah Euforia Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan

INNNEWS - Hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan...

Pelatihan Menulis Aksara Jawa di PKK Kelurahan Danukusuman: Menjaga Warisan Leluhur di Era Digital

INNNEWS— Dalam upaya melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi, PKK Kelurahan Danukusuman menggelar...

artikel yang mirip

AI sebagai Komposer Baru: Krisis, Revolusi, dan Reinterpretasi Musikalitas

I tidak hanya membantu merekam melodi yang sudah kita buat; ia bisa mengajukan melodi, membuat harmoni, memproduksi beat utuh, bahkan menciptakan lirik yang secara emosional resonan—dan kini, ia bahkan memiliki "wajah" dan "suara" yang menghasilkan miliaran Rupiah.

Ketika Seorang Sukidi Membunyikan Alarm, dan Gereja Justru Diam

INNNEWS - Tulisan Sukidi di harian Kompas berjudul “Alarm bagi Demokrasi” (13 November 2025)...

Suara Kegusaran di Tengah Euforia Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan

INNNEWS - Hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan...