91 total views
INN NEWS – Video pernyataan Presiden Joko Widodo yang diunggah melalui akun YouTube Sekretariat Presiden menjadi perbincangan di media sosial karena dianggap sebagai “wawancara settingan.”
Dalam satu minggu, Presiden Jokowi dua kali memberikan pernyataan pers melalui akun Instagramnya.
Pertama, pada (21/8), saat Presiden mengomentari putusan Mahkamah Konstitusi mengenai ambang batas dan syarat usia pencalonan kepala daerah. Enam hari kemudian, pada (27/8), Jokowi berbicara tentang aksi demonstrasi menolak revisi UU Pilkada oleh DPR RI.
Kedua isu ini terkait dengan Pilkada 2024, di mana putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, sempat disebut sebagai calon gubernur Jawa Tengah meskipun belum memenuhi syarat usia. Kedua pernyataan ini diunggah di YouTube resmi Sekretariat Presiden dan akun Instagram Presiden Jokowi @jokowi.
Adapun format wawancara yang digunakan pada video pernyataan pers tersebut adalah format doorstop atau wawancara cegat. Sekedar informasi, format doorstop adalah metode wawancara yang dilakukan dengan informal dan secara spontan.
Umumnya wawancara doorstop mencakup pertanyaan-pertanyaan spontan yang belum diketahui sebelumnya oleh narasumber.
Di hadapan Jokowi, terlihat beberapa tangan memegang ponsel dan mikrofon, seolah-olah sedang melakukan peliputan seperti wartawan.
Hal ini menjadi perhatian oleh netien Indonesia, pasalnya dalam dua kali pernyataan pers dengan konsep doorstop, Presiden Jokowi tidak melibatkan wartawan dari media massa yang biasanya bertugas di lingkungan Istana Kepresidenan.
Hanya beberapa alat perekam dan mikrofon yang tampak di kamera selama sesi wawancara tersebut. Tidak ada mikrofon dengan logo stasiun radio, televisi, atau perangkat lain yang biasa digunakan oleh reporter media untuk merekam pernyataan Presiden.
Selain itu, suasana riuh para wartawan yang biasanya berlomba-lomba mengajukan pertanyaan kepada Presiden juga tidak terdengar. Sebaliknya, yang terdengar hanya suara beberapa pegawai Biro Pers dan Media Sekretariat Presiden yang mengajukan satu atau dua pertanyaan.
Wawancara yang dianggap sebagai ‘settingan’ ini menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen, terutama di platform X. Salah satu akun, @UmarSyadatHsb_, membagikan postingan terkait wawancara tersebut, yang kemudian memicu berbagai komentar.
“Takut sama pertanyaan wartawan… zona nyaman dia kan di circle puja puji satu arah… mana sanggup terima pertanyaan kritis,” ucap salah satu komentar dari akun @syaranza_
“Hidupnya penuh tipu tipu… kasihan nanti matinya,” ditulis dari akun @iskandartoktok.
Metode Wawancara Jokowi yang Diduga ‘Settingan.
Dalam beberapa metode wawancara, wawancara Jokowi yang diduga sebagai wawancara ‘settingan’ adalah metode wawancara secara terstruktur. Umumnya wawancara terstruktur adalah jenis wawancara di mana pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan diajukan kepada narasumber.
Semua pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya dan tidak berubah selama wawancara berlangsung.
Jawaban yang diharapkan biasanya sudah diprediksi atau diarahkan, selain itu wawancara ini biasanya lebih efisien karena pewawancara tidak perlu mengimprovisasi pertanyaan selama wawancara berlangsung.
Data yang diperoleh dari wawancara terstruktur lebih mudah dianalisis karena formatnya yang seragam. Wawancara terstruktur sering digunakan dalam penelitian kuantitatif, rekrutmen kerja, dan survei di mana konsistensi dan komparabilitas data sangat penting.