1,160 total views
SOLO – Bau kurang sedap muncul dari sebuah becak kecil tak beratap di salah satu lampu merah di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Jawa Tengah.
Becak tua itu dipenuhi tumpukan berbagai jenis rongsok yang jika dihempas angin sedikit saja baunya akan bertebaran ke mana-mana.
Tak hanya aroma tak sedap, becak itu ternyata menyisihkan air mata, entah berapa banyak liternya jika diukur.
Namun di balik aroma becak tua itu, ada cerita yang harum dari seorang wanita lanjut usia yang tengah beristirahat usai seharian berkeliling menafkahi hidupnya lewat rongsokan.
Ditinggal pergi untuk selamanya oleh suami tercinta, wanita asal Pacitan Jawa Timur itu akhirnya memilih berkelana ke beberapa kota untuk menyambung hidup lewat merongsok.
“Di Solo baru beberapa bulan, sebelumya saya berkeliling kota-kota terus,” tutur wanita paruh baya yang kerap di sapa Bu Eny itu saat dijumpai INN Indonesia, Senin, 10 Juli 2023 malam.
Tak punya rumah dan siapa-siapa di Kota Bengawan ini, Bu Eny terpaksa harus numpang tidur di depan pertokoan yang dijumpainya.
“Ya alasnya kain itu (menunjuk kain sarung kusut dan tipis),” ungkap Bu Eny.
Namun, rupanya tempat-tempat tersebut tak aman baginya lantaran kerap kali diganggu oleh orang-orang mabuk, bahkan uang hasil rongsokannya dirampas.
“Kadang diganggu, dirampas pula uangnya (menangis),” terangnya.
Untuk menghindari hal itu, dia kemudian memilih trotoar, tepatnya di lampu merah di Jalan Slamet Riyadi (depan Luwes) untuk beristirahat, karena cukup ramai walau sudah larut malam.
Sesekali juga beristirahat di depan Pura Mangkunegaran Kota Solo.
Untuk makan sehari-hari, dia hanya mengandalkan hasil rongsokan yang tidak seberapa. Bahkan sesering menahan lapar karena tak punya uang.
“Bersyukur biasanya ada yang bagi nasi di jalanan, ada juga yang biasanya mampir untuk ngasih makanan,” terangnya.
Karena sudah lanjut usia, Bu Eny sering sakit-sakitan, tetapi tetap harus merongsok agar bisa menyambung hidup.
Jika kalian yang tergerak untuk menjumpai Bu Eny, biasanya dia mulai beristirahat di sekitaran lampu merah di Jalanan Slamet Riyadi atau di depan Pura Mangkunegaran sekitar pukul 22.00.
Kebutuhan urgen: makanan, baju, selimut tebal, dan obat-obatan.