73 total views
INN NEWS – Setiap generasi memiliki gaya dan pendekatan unik di dunia kerja. Gen Z, generasi yang baru menapaki karier profesional, kini jadi bahan pembicaraan.
Meski dikenal sebagai generasi yang tech savvy dan kaya informasi, banyak dari mereka ternyata masih mengandalkan bantuan orang tua dalam proses mencari pekerjaan.
Survei dari Resume Templates di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 7074 pekerja muda meminta dukungan orang tua untuk menemukan peluang kerja, 2599 melibatkan mereka saat wawancara, dan 16”o bahkan meminta orang tua mengirimkan lamaran kerja.
Menariknya, ibu lebih dominan dibanding ayah dalam hal membantu anak melamar pekerjaan.
Namun, pakar karier seperti Francisco Tobon memperingatkan bahwa keterlibatan berlebihan dari orang tua bisa berdampak buruk pada profesionalitas anak. “Hal ini bisa menimbulkan kesan tidak mandiri dan menurunkan kredibilitas. Bos mungkin meragukan inisiatif dan kemandirian si pelamar,” ujar Francisco, dikutip dari NBC Miami.
Dukung dengan Kolaborasi, Bukan Campur Tangan
Meski begitu, Francisco tidak sepenuhnya menyalahkan Gen Z. Ia memahami tantangan ekonomi dan ketatnya persaingan kerja yang membuat generasi ini mencari dukungan dari orang tua. Sebagai solusi, ia menyarankan pendekatan kolaboratif.
“Orang tua sebaiknya mendukung dengan cara membangun, seperti membantu mengulas surat lamaran atau berlatih wawancara bersama, bukan menggantikan peran anak. Hindari menghubungi HRD atau calon bos, karena itu bisa merusak reputasi si pelamar,” tambahnya.
Survei tersebut juga mencatat bahwa 835 Gen Z merasa keberhasilan mereka dalam mendapatkan pekerjaan adalah hasil peran aktif orang tua.
Namun, untuk menciptakan generasi muda yang mandiri dan memiliki kredibilitas, penting bagi orang tua untuk bertindak sebagai mentor, bukan pengganti.