356 total views
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir, mencatatkan pelemahan yang cukup dalam hingga menyentuh level terendah dalam beberapa bulan.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama hari Selasa, 18 Maret 2025, IHSG tercatat anjlok lebih dari 6%, berada di posisi 6.076,08, setelah kehilangan 395,87 poin.
Penurunan ini bahkan memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt selama 30 menit karena IHSG turun melebihi 5%, sesuai aturan pasar.
Hari ini, Rabu, 19 Maret 2025, sentimen negatif masih membayangi pasar. Meski data resmi penutupan hari ini belum dirilis hingga pukul 15:05 WIB, pantauan awal menunjukkan IHSG masih bergerak di zona merah, mencerminkan kekhawatiran investor yang belum mereda.
Apa yang menyebabkan anjloknya IHSG ini, dan bagaimana dampaknya bagi perekonomian Indonesia?
Faktor Penyebab Anjloknya IHSG
Analis pasar menilai, pelemahan IHSG kali ini dipicu oleh kombinasi sentimen global dan domestik yang saling bertumpuk. Dari sisi global, ketidakpastian ekonomi dunia menjadi salah satu faktor utama.
Ketegangan geopolitik, seperti eskalasi konflik Rusia-Ukraina dan kebijakan tarif balasan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat, menciptakan suasana risk-off di kalangan investor.
Selain itu, kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat, yang diperparah oleh ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed, turut menekan pasar saham global, termasuk Indonesia.
Baca juga:
Transaksi IHSG Sepi, Terparah Sejak 2019
Di sisi domestik, kondisi fiskal Indonesia menjadi sorotan. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang melebar hingga Rp31,2 triliun per Februari 2025—berbanding terbalik dengan surplus Rp22,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu—menimbulkan kekhawatiran.
Penerimaan negara dilaporkan turun hingga 30%, sementara belanja negara mengalami kontraksi 7%. Di saat yang sama, utang pemerintah melonjak 44,77% pada Januari 2025, meningkatkan risiko fiskal yang membuat investor berpikir ulang untuk menanamkan modal di pasar saham Indonesia.
“Laju IHSG yang anjlok ini mencerminkan ketidakpastian yang tinggi. Investor cenderung beralih ke aset aman seperti obligasi karena volatilitas saham terlalu besar,” ujar Maximilianus Nicodemus, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas.
Dampak pada Pasar dan Ekonomi
Penurunan tajam IHSG tidak hanya memengaruhi pelaku pasar saham, tetapi juga memberikan sinyal buruk bagi perekonomian secara keseluruhan. Nilai tukar rupiah ikut tertekan, melemah 0,37% ke level Rp16.466 per dolar AS pada perdagangan kemarin, dan tren ini diperkirakan berlanjut jika sentimen negatif tidak segera pulih.
Total kapitalisasi pasar saham juga turun 1,87% menjadi Rp11.235 triliun pada pekan ini, dari sebelumnya Rp11.450 triliun.
Di media sosial seperti X, sejumlah pengguna menyuarakan kekhawatiran mereka. Salah satu postingan menyebutkan, “IHSG anjlok, rupiah melemah, APBN jebol, utang naik—badai ekonomi sepertinya sudah di depan mata.”
Sentimen ini mencerminkan keresahan publik yang mulai merasakan dampak dari gejolak ekonomi.
Langkah Pemerintah dan Harapan Pemulihan
Pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan akan terus memantau situasi dan menyiapkan langkah-langkah untuk menstabilkan pasar.
Namun, ruang gerak Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga tampak terbatas akibat tekanan fiskal dan pelemahan rupiah, yang dapat memperburuk situasi jika tidak dikelola dengan hati-hati.
Pelaku pasar kini menanti data ekonomi terbaru serta kebijakan pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan investor.
Beberapa analis memprediksi, jika kondisi global membaik dan pemerintah mampu menunjukkan komitmen fiskal yang kuat, IHSG berpotensi rebound dalam beberapa minggu ke depan. Namun, hingga saat ini, pasar saham Indonesia masih berada dalam fase ketidakpastian yang tinggi.
Investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio ke instrumen yang lebih stabil, seperti obligasi atau emas, sambil memantau perkembangan ekonomi domestik dan global.
Bagaimana IHSG akan bergerak dalam beberapa hari ke depan? Semua mata kini tertuju pada langkah strategis pemerintah dan respons pasar terhadap dinamika yang ada.